Suara
sirine meraung-raung. Ambulans melaju kencang, membelah jalanan. Di luar masih
tergantung mendung yang pekat. Hujan masih belum usai. Saya di dalam ambulans,
menjalani tugas sehari-hari sebagai paramedis gawat darurat.
Sebelum ambulans bergegas beberapa menit yang lalu, telepon layanan gawat darurat berdering keras. Di seberang telepon, terdengar suara yang
bernada panik dan tergopoh-gopoh. Seorang ibu yang mengatakan anaknya kesulitan
untuk bernapas. Anak tadi, disebutkan berusia 7 tahun dan mengeluh batuk sejak
seminggu terakhir. Tak hanya itu, anak itu disebutkan mempunyai riwayat
penyakit asma. Sang Ibu bertambah panik
karena napas anaknya kian berat. Ia ingin dijemput dengan ambulans agar anaknya mendapat pertolongan segera. Saya segera
mengakhiri percakapan dan bersigap menuju ambulans, menuju alamat yang sudah
disebutkan.
Mengetahui
bahwa pasien yang dijemput mempunyai riwayat asma dan sedang mengalami gangguan pernapasan dengan keluhan batuk selama satu minggu, saya enggan kecolongan.
Saya membawa satu set peralatan lengkap untuk terapi pernapasan. Tentu saja ada
yang tidak boleh terlewatkan: nebulizer. Saya membawa nebulizer andalan saya,
Omron Nebulizer NE-C28.
***
Semua
orang tanpa terkecuali dapat mengidap penyakit pernapasan. Sekali lagi,
semuanya dan siapapun. Penyakit pernapasan sendiri adalah istilah untuk setiap gangguan
pada sistem pernapasan, baik pada fase
akut maupun kronis. Secara mudah, sistem pernapasan terdiri dari kantung
paru dan rongga pleura yang menyelimutinya, bronkiolus, tabung bronchus, trakea,
sampai organ pernapasan bagian atas semisal faring dan hidung. Tingkat
keparahan penyakit pernapasan juga bervariasi. Mulai yang ringan akibat virus seperti influenza/flu, hingga yang parah
seperti pneumonia.
Anatomi sederhana sistem pernapasan manusia. Gambar diambil dari sini. |
Dari
sekian jenis penyakit pernapasan, yang paling jamak ditemui adalah asma dan
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) alias Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) atau disebut juga
Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM). Data yang dilansir World Health Organization (WHO) menyebutkan
bahwa penyakit asma diidap oleh sekitar 235 juta orang di dunia ini. Selain
itu, WHO juga memperkirakan 250.000 kematian karena asma setiap tahunnya Sedangkan
COPD/PPOK/PPOM diidap oleh 64 juta orang dan jutaan lainnya mengidap penyakit kronis
saluran pernapasan lain.
Data
lain dari WHO Non Communicable Disease
di Asia Tenggara menyebutkan bahwa diperkirakan 1,4 juta orang meninggal dunia
karena penyakit paru kronis dimana 86% disebabkan karena COPD dan 7,8% disebabkan karena asma. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Sistem
Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2014, didapatkan angka kematian akibat
penyakit asma adalah sebanyak 63.584 orang.
Tingginya angka gangguan pernapasan membuat banyak penyedia layanan kesehatan terpacu untuk memberikan terapi yang paling sesuai. Prinsip
dari terapi gangguan pernapasan termasuk asma, yang efektif adalah bagaimana
memberikan obat secara tepat dan efisien melalui trakea ke bronkus dan bronkiolus di saluran
pernapasan bagian bawah.
Sebagai tambahan pada kasus emergensi atau gawat darurat, hal yang tidak boleh dianggap sepele adalah kecepatan kerja terapi yang diberikan. Karena kecepatan dan ketepatan dalam emergensi adalah kunci. Data menunjukkan bahwa keberhasilan penanganan kasus emergensi, sebenarnya 50% terjadi di fase pra hospital atau sebelum pasien masuk ke rumah sakit. Artinya pilihan penanganan ketika kegawatdaruratan terjadi di rumah sangat mendukung keberhasilan pengobatan selanjutnya.
Sebagai tambahan pada kasus emergensi atau gawat darurat, hal yang tidak boleh dianggap sepele adalah kecepatan kerja terapi yang diberikan. Karena kecepatan dan ketepatan dalam emergensi adalah kunci. Data menunjukkan bahwa keberhasilan penanganan kasus emergensi, sebenarnya 50% terjadi di fase pra hospital atau sebelum pasien masuk ke rumah sakit. Artinya pilihan penanganan ketika kegawatdaruratan terjadi di rumah sangat mendukung keberhasilan pengobatan selanjutnya.
Ketika terjadi kasus kegawatdaruratan gangguan pernapasan, nebulizer acapkali menjadi pilihan yang
paling sesuai. Alasannya, nebulizer mengubah obat ke dalam bentuk aerosol
sehingga dapat sampai ke sasaran yang dituju dengan cepat dan tepat. Nebulizer
memanfaatkan aliran udara berkecepatan tinggi yang mampu mengubah obat cair menjadi uap yang sarat
partikel mikroskopis yang akan dihirup pasien melalui masker ataupun
mouthpiece, sehingga bisa sampai ke sasaran. Untuk mengakomodasi semua hal itu, saya memilih Omron Nebulizer.
Omron Nebulizer tipe NE-C28, nebulizer andalan. Gambar diambil dari sini. |
Selalu
ada alasan di balik sebuah pilihan. Omron Nebulizer saya pilih karena berbagai
keunggulan yang dimiliki. Jenisnya yang portabel, kemasan yang praktis, dan
desainnya yang bagus, membuat mudah dibawa ke mana saja, termasuk di ambulans. Cara pemakaiannya juga relatif mudah. Tinggal menghubungkannya dengan kontak listrik,
mengisi cairan obat sesuai dosis, dan uap berisi partikel mikroskopis langsung
bisa dihirup. Pembersihan alat usai dipakai juga sangat gampang.
Kelebihan lainnya adalah Virtual Valve Technology (VVT) yang dimiliki Omron Nebulizer. Ini berarti Omron Nebulizer, khususnya tipe NE-C28 yang saya gunakan, tidak menggunakan katup silikon. Dengan tidak menggunakan katup silikon, ada beberapa keuntungan yang didapat. Selain aman dan mudah dibersihkan, penggunaan VVT menghindari kejadian tertelan katup silikon yang sangat mudah terjadi pada anak-anak. Kelebihan lainnya, VVT membuat penggunaan nebulizer lebih tidak kotor, sehingga kejadian infeksi dapat dicegah.
Karena itu semua, saya mengamini bahwa Omron Nebulizer adalah terapi pernapasan terbaik.
Kelebihan lainnya adalah Virtual Valve Technology (VVT) yang dimiliki Omron Nebulizer. Ini berarti Omron Nebulizer, khususnya tipe NE-C28 yang saya gunakan, tidak menggunakan katup silikon. Dengan tidak menggunakan katup silikon, ada beberapa keuntungan yang didapat. Selain aman dan mudah dibersihkan, penggunaan VVT menghindari kejadian tertelan katup silikon yang sangat mudah terjadi pada anak-anak. Kelebihan lainnya, VVT membuat penggunaan nebulizer lebih tidak kotor, sehingga kejadian infeksi dapat dicegah.
Karena itu semua, saya mengamini bahwa Omron Nebulizer adalah terapi pernapasan terbaik.
***
Omron
Nebulizer tipe NE-C28 adalah salah satu jenis nebulizer yang diproduksi oleh
Omron Healthcare Co., sebuah perusahaan besar yang berpusat di Kyoto, Jepang, yang mempunyai konsentrasi di bidang
pengembangan dan produksi alat-alat kesehatan, baik untuk penggunaan di rumah
maupun di rumah sakit. Selain itu, Omron Healthcare Co, juga bergerak di
pembuatan perangkat lunak tentang manajemen kesehatan dan layanan kesehatan
promotif. Misi perusahaannya, membantu mewujudkan kehidupan yang nyaman bagi
orang-orang di seluruh dunia, melalui produk yang berteknologi tinggi.
Selain
di ambulans, saya selalu menyiapkan Omron Nebulizer di Instalasi Gawat Darurat (IGD) tempat saya bekerja.
Karena kondisi gawat darurat—termasuk gangguan pernapasan, kerap tak tertebak
dan Omron adalah sahabat yang tepat. Ia kerap menemani dan memberikan solusi di saat saya menjalankan tugas sebagai paramedis, terutama ketika menghadapi kasus kegawatdaruratan gangguan pernapasan.
***
Anak
itu sudah tersenyum. Napasnya berangsur-angsur membaik. Ibunya sudah tenang, raut wajahnya tak lagi menunjukkan
rasa panik. Setelah mendapat terapi pernapasan dengan Omron Nebulizer di dalam
ambulans, bocah itu akan mendapat perawatan lanjutan di rumah
sakit.
Di
luar, hujan sudah berhenti. Mendung tak lagi menggantung. Jalanan masih basah, langit sudah cerah.
============================================================================
Tulisan ini diikutkan pada Omron Nebulizer Blog Contest yang mengambil tema konten "OMRON Nebulizer, partner terbaik untuk mempermudah terapi gangguan pernapasan".
============================================================================
Tulisan ini diikutkan pada Omron Nebulizer Blog Contest yang mengambil tema konten "OMRON Nebulizer, partner terbaik untuk mempermudah terapi gangguan pernapasan".