Gambar diambil dari sini |
Entah
saya benar atau tidak, tapi saya merasa bahwa hidup terlalu sering hanya
dimaknai sebagai laku untuk mendapatkan hal-hal yang kita impikan. Hidup kerap sekadar
dibaca sebagai sebuah perjalanan dari satu angan ke angan lain, mewujudkannya
menjadi perkara yang nyata, merancang gerak demi gerak, menggapai cita-cita,
mengejawantahkan impian. Terus menerus kita dihela ritus demikian.
Berkali-kali. Berulang-ulang.
Lalu
apa yang menjadi soal? Apakah itu perkara yang salah? Lancang betul saya jika
berani menyalahkan perkara itu. Tentang hidup yang dimaknai dengan terus
bergerak untuk mencapai target demi target, tentu saja saya sepakat. Tanpa
bersikap demikian, hidup mirip biduk di tengah laut. Terombang-ambing tanpa
kejelasan.