Sabtu, 02 Juni 2012

Selamat Bersenang-senang di Cak Wang!

Saya sangat bersyukur dibesarkan di desa Ambulu, sebuah desa kecil di ujung selatan Kabupaten Jember. Desa ini sungguh nyaman ditempati, relatif aman, dan orang-orangnya menyenangkan. Masyarakatnya majemuk dan berasal dari segala penjuru di Jawa Timur, utamanya dari daerah Tapal Kuda. Dinamakan Tapal Kuda, karena bentuk kawasan tersebut dalam peta mirip dengan bentuk tapal kuda. Kawasan Tapal Kuda meliputi Pasuruan (bagian timur), Probolinggo, Lumajang, Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi.

Satu catatan penting, Ambulu adalah desa dengan seribu warung kopi.

Terdengar berlebihan? Datanglah ke Ambulu. Tak usah menunggu malam hari, karena di sini pun banyak sekali warung kopi yang buka 24 jam. Dari perempatan Ambulu, kamu bisa memilih warung-warung kopi yang tersebar di empat penjuru. Mau yang menawarkan suasana guyub ala desa dengan sesekali selipan obrolan soal janda cantik atau sekadar belajar menjadi makelar sepeda motor, ada. Mau yang agak sedikit remang-remang dan mengggoda naluri purba manusia, pun ada. Mau yang benar-benar menikmati kopi sambil melihat desa yang belajar riuh mengikuti tuntutan zaman, juga ada.

Besar di Ambulu pun membangun kebiasaan ngopi saya. Saya suka cangkrukan di warung kopi dengan beberapa teman. Upaya time-wasting yang asyik sekali saya kira. Seolah mengejek mereka yang saling sikat dan saling sikut menjalani laku hidup dengan lirih, "Tak usah ngoyo. Ikuti kami. Mari ngopi..".

Kegiatan ngopi pun kerap dianggap sebuah kegiatan yang nirmakna, kontra-produktif, dan diasumsikan kegiatan pemalas. Tapi saya bisa membantahnya dengan ragam apologi. Ngopi bukan sekadar meminum cairan pekat berwarna hitam sambil bicara ngalor-ngidul. Ngopi pun bisa menjadi kegiatan yang produktif dan menghasilkan sesuatu. Dan saya kian bisa membantah mereka yang mencibir kegiatan ngopi--sambil menyiramkan kopi panas ke mereka, setelah ngopi di warung kopi Cak Wang.

Apa itu warung kopi Cak Wang? Di Ambulu juga? Tidak. Warung kopi yang membantu menguatkan pendirian saya bahwa ngopi adalah kegiatan yang sehat lahir batin  ini tidak terletak di Ambulu. Malah jauh 25 kilometer ke arah utara dari Ambulu.

Warung kopi Cak Wang terletak di area kampus Universitas Negeri Jember (Unej). Tepatnya di pojok kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP). Warung ini tidak cukup luas, relatif sempit bahkan. Luasnya tak sampai 40 meter persegi. Hanya terdiri dari beberapa buah meja kayu dengan bangku kayu lurus. Jangan membayangkan sentuhan interior ala Starbuck ada di warung kopi ini. Buang jauh-jauh pikiran semacam itu.

Suasana di warung kopi Cak Wang. Gambar dambil dari sini


Di warung ini, kita akan menjumpai banyak pengunjung dengan segala macam latarbelakang. Lokasinya yang terletak di dalam kampus tak lantas membuat segmentasi sendiri bahwa pengunjungnya adalah mahasiswa saja. Orang-orang yang ngopi di sini sangat beragam. Mulai mahasiswa, dosen, dan berbagai komunitas. Komunitas fotografi, komunitas musik indie, komunitas gerakan sosial, komunitas pemelihara satwa dan berbagai komunitas lain pun ngopi di sini. Sangat cair, sangat hangat. Tagline warung yang dipajang di bawah logo warung pun sangat terdengar bersahabat: "memperat tali silahturahmi". Tak usah protes tagline itu lebih mirip tagline biro jodoh atau jasa perbankan syariah. Toh memang kenyataannya, di warung ini, proses interaksi antar pengunjung sangat lunak. Silaturahmi jelas ditali erat.

Main domino di warung kopi Cak Wang. Gambar diambil dari sini .


Barangkali itu karena sosok pemilik warung ini, CEO warung ini, Rahmad namanya (CEO adalah jabatan yang dibuat, diangkat, dan diakuinya sendiri). Rahmad, yang sesekali nyambi jadi Event Organizer (EO) itu memang orang yang ramah. Saya tidak paham benar apakah itu ada kaitannya dari kuliahnya yang dulu sempat mengambil jurusan Hubungan Internasional yang konon lulus cumlaude. Hehe.

Rahmad sendiri selain  mengurus warung kopi dan mengurus urusan orang lain dengan menjadi EO, dia juga sesekali mendesain. Ia punya usaha advertising yang dikelolanya bersama beberapa rekan.

Lantas, kenapa nama warungnya Cak Wang? Bukan Cak Rahmad, sebagaimana nama pemiliknya? Tak ada yang tahu persis. "Cak Wang adalah nama sosok imajiner yang hadir di kepala saya. Tak ada alasan tertentu. Sekadar catchy dan enak didengar, jadi mudah diingat," tukas Rahmad kepada salah satu infotainment.

Dari sisi kopi, warung kopi Cak Wang punya diferensiasi yang unik. Pertama, dia menyediakan ragam varian kopi arabika dari penjuru nusantara dengan harga yang relatif terjangkau. Menu andalan di warung ini bisa didapatkan dengan uang lima ribu rupiah saja. Starbuck silakan gulung tikar berikut sarungnya jika menjual kopi dengan harga lima ribu. Kedua, di warung ini ada kopi yang disajikan dengan teknik pembuatan yang disebut Vietnam Drip. Ini kopinya orang sabar. Minumnya harus menunggu tetes-tetes kopi memenuhi gelas terlebih dahulu. Saya yang katro sejak dalam kandungan, agak berpikir dulu saat menikmati kopi ini pertama kali.

Kopi Vietnam Drip. Gambar diambil dari sini


Selain kopi, Cak Wang juga menyediakan panganan murah meriah. Gorengan, usus ayam, dan nasi bungkus juga bisa didapati di sini. Dan untuk mereka yang fakir bandwidth, warung Cak Wang menyediakan area koneksi internet.

Yang semakin membuat betah, belakangan warung ini menjadi tempat berbagai kegiatan yang menarik. Acara-acara sharing, diskusi, dan berbagi ilmu kerap dilakukan di sini. Semuanya gratis. Penyelenggaranya pun dari komunitas-komunitas yang kerap ngopi di tempat itu. Kegiatannya pun digarap serius. Mendatangkan pembicara dengan kapasitas yang sesuai, publikasi yang baik di sosial media, sampai penggarapan penunjang publikasi macam poster dan banner.

Tanpa bermaksud bermuluk-muluk, saya menaruh harapan pada warung kopi Cak Wang. Warung ini semoga bisa menjadi basis gerakan kreatif di kota Jember. Tak hanya sekadar mejadi tempat berkumpul dan cangkrukan yang enak, tapi menjadi milestone dari creative center di kota Jember yang saling dukung dan saling menghargai satu sama lain.

Terdengar mengharu-biru sekali. Tapi tak apa, namanya juga harapan. Tak usah dibuat masalah. Mari ngopi saja.

Ayo bersenang-senang, ayo ngopi di Cak Wang!!