![]() |
Gambar diambil dari sini |
Kemarin
saya membaca lagi buku Lelaki Tua dan Laut (The
Oldman and The Sea) setelah sempat membacanya beberapa tahun silam. Saya
kembali terpikat oleh kepiawaian Ernest Hemingway menggubah narasi untuk
menceritakan perjuangan Santiago, sang nelayan tua, yang berlayar dan
terombang-ambing di tengah lautan Teluk Meksiko untuk menaklukkan ikan marlin
raksasa. Hemingway menulis karya legendarisnya ini di Kuba pada tahun 1951 dan
kemudian diterbitkan setahun setelahnya.
Novel
pendek yang meraih penghargaan Pulitzer di tahun 1953 untuk kategori fiksi dan Nobel Sastra di tahun 1954
ini memang sangat menarik. Kesan pertama yang terbersit di dalam benak setelah
menamatkan cerita ini adalah betapa hidup kerap berisi hal-hal yang di luar
dugaan. Rencana-rencana yang disusun bisa jadi karam oleh beragam sebab—dan
seringkali karena banyak hal yang membuat kita bingung bersikap: bersedih,
tertawa satir, atau sekadar bercakap-cakap dengan angin.