Minggu, 17 Juni 2018

Catatan Piala Dunia 2018 (Portugal vs Spanyol) : Pembuktian Ronaldo

Untuk merayakan Piala Dunia 2018, saya berniat lebih aktif menulis di blog. Tentu saja berkaitan dengan itu, saya menulis beberapa catatan selama perayaan "bulan suci" bagi pecinta sepakbola ini. Niatnya, yang ditulis bukan sekadar laporan pertandingan yang saya tonton, tapi juga hal-hal menarik lainnya. Tak perlu menulis catatan yang berat-berat, sebab saya juga belum tentu bisa. Tulis yang ringan-ringan saja. Saya mengawali dari pertandingan Portugal kontra Spanyol. Mudah-mudahan konsisten dan berlanjut ke catatan-catatan berikutnya. Salam olahraga. 


Saya menyalakan TV saat pertandingan sudah memasuki menit ke-4. Sekitar satu menit sebelumnya, Ronaldo melakukan cross over di bibir kotak penalti Spanyol. Dengan sedikit gerakan, dia berakselerasi setelah bek lawan salah menebak arah kakinya. Lutut kanan Ronaldo  mengimbangi kaki kirinya yang membuat gerakan melingkar, lalu menyentuh kaki Nacho. Dengan cerdik, Ronaldo memanfaatkan situasi dengan sedikit menjatuhkan diri. Posisi fifty-fifty, memang. Tetapi wasit cenderung menganggapnya sebagai sebuah pelanggaran. “It was clearly a foul,” kata komentator. Wasit memberi hukuman penalti untuk Spanyol. Ronaldo mengambil bola dan meletakkannya di titik 12 pas.


Ronaldo melawan David De Gea.

Peluit ditiup, Ronaldo berlari menendang bola. Sepakan Ronaldo tidak terlalu kencang, namun arahnya terukur ke sisi kiri De Gea. Kiper Manchester United itu bergerak ke arah sebaliknya. Bola masuk, jaring bergetar. Penonton bersorak. Ronaldo berlari kencang melakukan selebrasi khasnya: melompat sambil berteriak dan tangan menyilang, lalu mendarat dengan kedua kaki menjejak tanah bersamaan dengan posisi terbuka.

Portugal 1, Spanyol 0.



Spanyol mendominasi pertandingan dengan melakukan jurus andalannya: tiki-taka. Memanfaatkan kecerdikan penguasaan ruang, mereka berusaha membongkar rapatnya pertahanan Portugal yang sesekali mencuri dan mengancam gawang Spanyol melalui skema serangan balik. Isco menjadi konduktor Spanyol yang kerap merepotkan barisan pertahanan Portugal. Sisi kanan pertahanan Portugal paling sering ditembus melalui irisan tajam Jordi Alba. David Silva mengimbangi kerja cerdas Andres Iniesta di lapangan tengah. Sergio Busquet seperti biasa, menjadi skipper yang mematahkan serangan Portugal sekaligus memulai inisiasi serangan Spanyol lewat posisi di atas garis pertahanan.

Menit 24, Diego Costa mengejar bola lambung. Bek Portugal yang pernah bermain di Real Madrid, Pepe, berduel dengannya. Sikut Costa menghantam leher Pepe yang membuat pemain yang pernah menginjak tangan Leo Messi itu terpelanting. Wasit tak melihatnya sebagai pelanggaran. Permainan berlanjut. Bola di kaki Costa. Dua bek Portugal menghadangnya. Costa menggocek bola kemudian melakukan keeping bola dengan kaki bagian dalamnya. Ia lalu menendang bola dengan keras. Kiper Portugal, Rui Patricio, terlambat bereaksi. Kedudukan imbang. Portugal 1-1.

Tiki-taka Spanyol terus mendominasi. Namun dominasi tidak selalu  karib dengan keberuntungan. Menit ke-44, Portugal melakukan serangan balik. Ronaldo mencoba peruntungannya. Ia menyepak bola setelah menerima passing datar. Bola tidak keras, namun cukup mengagetkan. De Gea mencoba sigap dengan menahan bola sambil menekuk lutut. Malam yang naas untuk peraih Golden Gloves itu. Bola yang harusnya bisa diantisipasi justru bergulir lemah. De Gea menjadi pecundang yang menatap bola sepakan Ronaldo memasuki gawangnya. Portugal unggul 2- 1 hingga turun minum.

Babak kedua berlangsung tanpa serangan yang kendur dari Spanyol. Operan-operan pendek masih menjadi jurus andalan. Tak hanya itu, Spanyol menambah teror melalui skema set piece lewat bola mati. Usaha berbuah hasil. 10 menit babak kedua berjalan, Spanyol menyamakan keunggulan. Umpan melengkung David Silva diteruskan lewat duel udara yang mengakibatkan bola berpindah ke arah kotak penalti Portugal. Diego Costa menunjukkan kemampuan positioning dan tajamnya naluri sebagai juru gedor. Ia menyambar bola dengan kaki kanannya, membuat kelabakan pertahanan Portugal. 2-2.

Sisi kanan pertahanan Portugal memang perlu lebih dievaluasi. Berkali-kali sisi ini diobrak-abrik Spanyol. Tak butuh waktu lama usai menyamakan kedudukan, Spanyol justru membalikkan keadaan menjadi 3-2 setelah 3 menit berselang. Umpan dari sisi kiri Spanyol mengarah ke sisi kiri pertahanan Portugal. Bola memantul ke tanah. Nacho, yang menjatuhkan Ronaldo di kotak penalti di awal pertandingan, menjemput bola dengan setengah berlari. Kaki kanannya mengayun menjaga momentum, menghantam bola yang belum sempat menyentuh tanah lagi. Bola melesat kencang dan hanya berpilin ringan. Rui Patricio mencoba melompat menghalau. Sayang, bola menghantam sisi kanan gawangnya, lalu memantul ke sisi kiri, sebelum kemudian melewati garis dan menggetarkan jala. Spanyol 3-Portugal 2.

Spanyol merasa di atas angin, walau masih terlihat was-was. Tempo permainan diturunkan. Fernando Hierro, pelatih Spanyol, melakukan beberapa pergantian pemain, termasuk dengan mengeluarkan Iniesta dan Costa. Hierro terlihat hendak mengamankan permainan dan hendak mengunci pertandingan di skor 3-2.

Portugal belum menyerah. Mereka terus berkali-kali membangun serangan balik, walau lebih sering patah sebelum menjadi ancaman. Daya gedor ditambah. Richardo Quaresma masuk, begitupun dengan Andre Silva.  Di bawah dominasi serangan Spanyol, mereka berharap keajaiban muncul.

Dan keajaiban itu hadir dalam sang kapten, Ronaldo. Selayaknya Portugal juga berterimakasih atas kecerobohan Gerard Pique yang membuat kesalahan dengan menjatuhkan Ronaldo dari belakang. Sebuah tingkah yang tidak perlu. Pelanggaran Pique terhadap Ronaldo berbuah sebuah tendangan bebas yang berjarak beberapa meter di luar kotak penalti Spanyol. Sebuah peluang untuk menyamakan kedudukan.

Waktu normal pertandingan hanya tersisa 2 menit saja. Ronaldo yang usai terguling, bangkit dan mengambil bola. Anak kesayangan Sir Alex Ferguson itu hendak memanfaatkan peluang tendangan bebas sebaik mungkin.

Ronaldo mengambil posisinya yang khas: bersiap menendang dengan kaki sedikit mengangkangi bola. Celananya sedikit ia singkap ke atas, pahatan otot di kaki-kakinya terlihat kian menonjol, serupa batu-batu cadas di pegunungan. Wajahnya tegang, lebih tepatnya penuh fokus. Sorot matanya begitu tajam. Dengan interval teratur ia mengambil napas dalam dan mengeluarkannya lewat mulut. Berkali-kali. Sesekali ia melirik sisi kanan dan kiri atas gawang De Gea.

Ronaldo mengambil sekitar 3 langkah ke belakang dengan sedikit menyerong ke arah kiri. Pagar betis Spanyol berjajar rapat. Pique, Ramos, Busquet, dan dua rekannya tak menoleh sedikitpun, bersiap menghalau tembakan CR7. 

Ronaldo menendang bola. Ia tidak melakukan knuckle ball yang terkenal mengerikan itu. Ia menendang bola di sisi kanan bawah. Bola tidak menghujam, namun melengkung indah. Begitu presisi, melewati pagar betis Spanyol yang mencoba menghalaunya dengan melompat, tetapi tak sampai. De Gea sekali lagi menjadi pecundang. Ia mati langkah.  Tiada melompat, tiada menghalau. Hanya melongo seperti usai kena copet. Bola masuk gawang . Stadion riuh  oleh gemuruh. Ronaldo mencetak hat-trick. Kedudukan imbang 3-3.



                                                                                      ***

Menyaksikan pertandingan Spanyol  melawan Portugal di Piala Dunia 2018 semalam  seperti mengamini sebuah amsal lawas: dalam sepakbola, tim yang berpeluang besar menang adalah tim yang paling sedikit melakukan kesalahan. Itu terbukti, dominasi sepanjang babak tidak berarti karena pupus oleh kesalahan tidak perlu, terutama dari De Gea dan Pique.

Pertandingan tadi malam adalah  sebuah pertandingan menarik yang layak diingat.

Apresasi tentu saja ramai diberikan kepada CR7 alias Cristiano Ronaldo. Kalah dalam komposisi dan kapasitas individu rekan tim, sejarah, dan sekian variabel lainnya, Ronaldo membalik semua prediksi. Pertandingan semalam adalah pertunjukkan darinya. Kita melihat bagaimana kematangan mental Ronaldo untuk pertandingan krusial, bahkan di even akbar macam Piala Dunia. Kita juga tidak bisa membantah, primanya fisik dan kemampuan teknis Ronaldo di pertandingan semalam. Kredit khusus untuk tendangan bebasnya di menit 88. Masterpiece.


Ronaldo pada pertandingan semalam, menoreh beberapa catatan penting. Ia masuk dalam jajaran pesepakbola yang selalu mencetak gol di 4 perhelatan Piala Dunia. Ia juga satu-satunya pesepakbola yang mencetak trigol ke gawang Spanyol di Piala Dunia. Menyimpulkan beberapa catatan tersebut, pertandingan semalam adalah pembuktian Ronaldo bahwa ia salah satu pesepakbola terbaik sepanjang sejarah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar