Untuk merayakan Piala Dunia 2018, saya berniat lebih aktif menulis di blog. Tentu saja berkaitan dengan itu, saya menulis beberapa catatan selama perayaan "bulan suci" bagi pecinta sepakbola ini. Niatnya, yang ditulis bukan sekadar laporan pertandingan yang saya tonton, tapi juga hal-hal menarik lainnya. Tak perlu menulis catatan yang berat-berat, sebab saya juga belum tentu bisa. Tulis yang ringan-ringan saja. Saya mengawali dari pertandingan Portugal kontra Spanyol. Mudah-mudahan konsisten dan berlanjut ke catatan-catatan berikutnya. Salam olahraga.
Saya menyalakan TV saat pertandingan sudah memasuki menit
ke-4. Sekitar satu menit sebelumnya, Ronaldo melakukan cross over di bibir kotak penalti Spanyol. Dengan sedikit gerakan,
dia berakselerasi setelah bek lawan salah menebak arah kakinya. Lutut kanan
Ronaldo mengimbangi kaki kirinya yang membuat
gerakan melingkar, lalu menyentuh kaki Nacho. Dengan cerdik, Ronaldo memanfaatkan
situasi dengan sedikit menjatuhkan diri. Posisi fifty-fifty, memang. Tetapi wasit cenderung menganggapnya sebagai
sebuah pelanggaran. “It was clearly a
foul,” kata komentator. Wasit memberi hukuman penalti untuk Spanyol. Ronaldo
mengambil bola dan meletakkannya di titik 12 pas.
Ronaldo melawan David De Gea.
Peluit ditiup, Ronaldo berlari menendang bola. Sepakan
Ronaldo tidak terlalu kencang, namun arahnya terukur ke sisi kiri De Gea. Kiper
Manchester United itu bergerak ke arah sebaliknya. Bola masuk, jaring bergetar.
Penonton bersorak. Ronaldo berlari kencang melakukan selebrasi khasnya:
melompat sambil berteriak dan tangan menyilang, lalu mendarat dengan kedua kaki
menjejak tanah bersamaan dengan posisi terbuka.
Portugal 1, Spanyol 0.
Spanyol mendominasi pertandingan dengan melakukan jurus
andalannya: tiki-taka. Memanfaatkan
kecerdikan penguasaan ruang, mereka berusaha membongkar rapatnya pertahanan
Portugal yang sesekali mencuri dan mengancam gawang Spanyol melalui skema
serangan balik. Isco menjadi konduktor Spanyol yang kerap merepotkan barisan
pertahanan Portugal. Sisi kanan pertahanan Portugal paling sering ditembus
melalui irisan tajam Jordi Alba. David Silva mengimbangi kerja cerdas Andres
Iniesta di lapangan tengah. Sergio Busquet seperti biasa, menjadi skipper yang mematahkan serangan
Portugal sekaligus memulai inisiasi serangan Spanyol lewat posisi di atas garis
pertahanan.
Menit 24, Diego Costa mengejar bola lambung. Bek Portugal
yang pernah bermain di Real Madrid, Pepe, berduel dengannya. Sikut Costa
menghantam leher Pepe yang membuat pemain yang pernah menginjak tangan Leo Messi itu terpelanting. Wasit tak melihatnya sebagai pelanggaran.
Permainan berlanjut. Bola di kaki Costa. Dua bek Portugal menghadangnya. Costa
menggocek bola kemudian melakukan keeping
bola dengan kaki bagian dalamnya. Ia lalu menendang bola dengan keras. Kiper
Portugal, Rui Patricio, terlambat bereaksi. Kedudukan imbang. Portugal 1-1.
Tiki-taka Spanyol
terus mendominasi. Namun dominasi tidak selalu
karib dengan keberuntungan. Menit ke-44, Portugal melakukan serangan
balik. Ronaldo mencoba peruntungannya. Ia menyepak bola setelah menerima
passing datar. Bola tidak keras, namun cukup mengagetkan. De Gea mencoba sigap dengan menahan bola sambil menekuk lutut. Malam yang naas untuk peraih Golden Gloves itu. Bola yang harusnya
bisa diantisipasi justru bergulir lemah. De Gea menjadi pecundang yang menatap
bola sepakan Ronaldo memasuki gawangnya. Portugal unggul 2- 1 hingga turun
minum.
Babak kedua berlangsung tanpa serangan yang kendur dari
Spanyol. Operan-operan pendek masih menjadi jurus andalan. Tak hanya itu,
Spanyol menambah teror melalui skema set piece lewat bola mati. Usaha berbuah
hasil. 10 menit babak kedua berjalan, Spanyol menyamakan keunggulan. Umpan
melengkung David Silva diteruskan lewat duel udara yang mengakibatkan bola
berpindah ke arah kotak penalti Portugal. Diego Costa menunjukkan kemampuan
positioning dan tajamnya naluri sebagai juru gedor. Ia menyambar bola dengan
kaki kanannya, membuat kelabakan pertahanan Portugal. 2-2.
Sisi kanan pertahanan Portugal memang perlu lebih dievaluasi.
Berkali-kali sisi ini diobrak-abrik Spanyol. Tak butuh waktu lama usai
menyamakan kedudukan, Spanyol justru membalikkan keadaan menjadi 3-2 setelah 3
menit berselang. Umpan dari sisi kiri Spanyol mengarah ke sisi kiri pertahanan
Portugal. Bola memantul ke tanah. Nacho, yang menjatuhkan Ronaldo di kotak penalti
di awal pertandingan, menjemput bola dengan setengah berlari. Kaki kanannya
mengayun menjaga momentum, menghantam bola yang belum sempat menyentuh tanah
lagi. Bola melesat kencang dan hanya berpilin ringan. Rui Patricio mencoba melompat menghalau. Sayang, bola menghantam sisi kanan gawangnya, lalu
memantul ke sisi kiri, sebelum kemudian melewati garis dan menggetarkan
jala. Spanyol 3-Portugal 2.
Spanyol merasa di atas angin, walau masih terlihat was-was.
Tempo permainan diturunkan. Fernando Hierro, pelatih Spanyol, melakukan
beberapa pergantian pemain, termasuk dengan mengeluarkan Iniesta dan Costa.
Hierro terlihat hendak mengamankan permainan dan hendak mengunci pertandingan
di skor 3-2.
Portugal belum menyerah. Mereka terus berkali-kali membangun
serangan balik, walau lebih sering patah sebelum menjadi ancaman. Daya gedor
ditambah. Richardo Quaresma masuk, begitupun dengan Andre Silva. Di bawah dominasi serangan Spanyol, mereka
berharap keajaiban muncul.
Dan keajaiban itu hadir dalam sang kapten, Ronaldo.
Selayaknya Portugal juga berterimakasih atas kecerobohan Gerard Pique yang
membuat kesalahan dengan menjatuhkan Ronaldo dari belakang. Sebuah
tingkah yang tidak perlu. Pelanggaran Pique terhadap Ronaldo berbuah sebuah tendangan bebas yang berjarak beberapa meter di luar kotak penalti Spanyol. Sebuah peluang untuk menyamakan kedudukan.
Waktu normal pertandingan hanya tersisa 2 menit saja. Ronaldo
yang usai terguling, bangkit dan mengambil bola. Anak kesayangan Sir Alex
Ferguson itu hendak memanfaatkan peluang tendangan bebas sebaik mungkin.
Ronaldo mengambil posisinya yang khas: bersiap menendang dengan kaki sedikit mengangkangi bola. Celananya sedikit ia singkap ke atas,
pahatan otot di kaki-kakinya terlihat kian menonjol, serupa batu-batu cadas di
pegunungan. Wajahnya tegang, lebih tepatnya penuh fokus. Sorot matanya begitu
tajam. Dengan interval teratur ia mengambil napas dalam dan mengeluarkannya
lewat mulut. Berkali-kali. Sesekali ia melirik sisi kanan dan kiri atas gawang
De Gea.
Ronaldo mengambil sekitar 3 langkah ke belakang dengan
sedikit menyerong ke arah kiri. Pagar betis Spanyol berjajar rapat. Pique, Ramos, Busquet, dan dua rekannya tak menoleh sedikitpun, bersiap menghalau tembakan CR7.
Ronaldo menendang bola. Ia tidak melakukan knuckle ball yang terkenal mengerikan
itu. Ia menendang bola di sisi kanan bawah. Bola tidak menghujam, namun
melengkung indah. Begitu presisi, melewati pagar betis Spanyol yang mencoba
menghalaunya dengan melompat, tetapi tak sampai. De Gea sekali lagi menjadi
pecundang. Ia mati langkah. Tiada melompat,
tiada menghalau. Hanya melongo seperti usai kena copet. Bola masuk gawang . Stadion
riuh oleh gemuruh. Ronaldo mencetak hat-trick. Kedudukan imbang 3-3.
***
Menyaksikan pertandingan Spanyol melawan Portugal di Piala Dunia 2018
semalam seperti mengamini sebuah amsal
lawas: dalam sepakbola, tim yang berpeluang besar menang adalah tim yang paling
sedikit melakukan kesalahan. Itu terbukti, dominasi sepanjang babak tidak
berarti karena pupus oleh kesalahan tidak perlu, terutama dari De Gea dan
Pique.
Pertandingan tadi malam adalah sebuah pertandingan menarik yang layak
diingat.
Apresasi tentu saja ramai diberikan kepada CR7 alias Cristiano
Ronaldo. Kalah dalam komposisi dan kapasitas individu rekan tim, sejarah, dan sekian variabel lainnya,
Ronaldo membalik semua prediksi. Pertandingan semalam adalah pertunjukkan darinya. Kita melihat bagaimana kematangan mental Ronaldo untuk pertandingan krusial, bahkan di even akbar macam Piala Dunia. Kita juga tidak bisa membantah, primanya fisik dan kemampuan
teknis Ronaldo di pertandingan semalam. Kredit khusus untuk tendangan bebasnya
di menit 88. Masterpiece.
Ronaldo pada pertandingan semalam, menoreh beberapa catatan penting. Ia masuk dalam jajaran pesepakbola yang selalu mencetak gol di 4 perhelatan Piala Dunia. Ia juga satu-satunya pesepakbola yang mencetak trigol ke gawang Spanyol di Piala Dunia. Menyimpulkan beberapa catatan tersebut, pertandingan semalam adalah pembuktian Ronaldo bahwa ia salah satu pesepakbola terbaik sepanjang sejarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar