Minggu, 15 Januari 2012

Soleh Solihun Adalah Idola Baru Saya!


Oke, silakan bilang saya katrok, udik, atau tak berwawasan. Boleh juga dibilang kamseupay ala doktor yang sekarang lagi ramai digunjing di twitter itu. Saya terima saja. Nyatanya memang saya yang gagap informasi.

Dulu, seorang kawan menulis soal Soleh Solihun, tapi saya cuek saja. Tidak tertarik. Kawan saya bercerita soal pertemuannya dengan jurnalis musik itu. Dan saya tidak sedikitpun berminat mencari tahu siapa si Soleh.

Sampai suatu kali saya tidak sengaja menemukan ocehannya di jagad twitter. Dan baru saat itu saya sedikit tertarik. Ya, cuma sedikit.

Kerapkali, sebuah ketertarikan bermula dari keunikan. Dan ocehan Soleh Solihun di twitter adalah unik, kalau tidak boleh dibilang aneh. Betapa tidak, setiap me-retweet ocehan, dia tidak pernah memakai huruf "RT" sebagaimana lazimnya, tapi justru dengan "RW". Entah apa maksudnya, tapi buat saya sih itu lucu-lucuan. Mungkin dihubungkan dengan RT/RW (Rukun Tetangga / Rukun Warga). Ketertarikan saya tentunya juga berasal dari konten tweet Si Soleh sendiri. Tweet-tweet Soleh Solihun seolah wajah yang  mengajak tersenyum bahkan tertawa ngakak, tapi dengan mimik serius. Isi tweet-nya juga cerdas.

Humor cerdas ala Soleh Solihun juga nampak di ranah audiovisual (baca: televisi), bukan hanya lewat tweet. Belakangan Soleh Solihun kerap muncul di televisi. Di acara Stand Up Comedy.  Humor yang baik buat saya, adalah humor yang "serius". Dalam konteks kata, bukan tertawa yang  menertawakan kekurangan orang lain. Dalam konteks aksi panggung, bukan jenis dagelan dengan banting-bantingan styrofoam. Bahkan, humor yang paling baik adalah humor yang menertawakan diri sendiri. Soleh juga mahir mengeluarkan humor semacam itu.

Sejak melihat penampilan Soleh di acara Stand Up Comedy, saya semakin yakin, bahwa Soleh adalah makhluk humoris yang terjebak pada jasad yang serius. Dan rupanya, hal itu sudah seakan menjadi "kutukan" (atau anugerah?) buat Soleh. Lihat saja, keseriusan memang lekat dengan pria ini.

Pertama, dari unsur nama. Nama Soleh Solihun sendiri sangat "serius". Cenderung "berat", malah. Yang terbersit pertama kali dalam gambaran saat mendengar nama "Soleh Solihun" adalah nama sosok bapak-bapak pegawai KUA, penuh dedikasi, nrimo,  kolot, dan kuno. Bukan sosok seorang jurnalis musik. Nama "Soleh Solihun" sangat terdengar bersahaja. Halah.

Kedua, keseriusan Soleh tampak jelas dari wajahnya. Wajah Soleh Solihun berkontur tegas, dan rahangnya kotak. Mirip wajah orang-orang Batak (padahal Soleh asli Sunda). Sangat serius. Tidak akan nampak bahwa  dia seorang yang humoris. Bahkan seorang teman bilang, bahwa wajah Soleh Solihun ada miripnya dengan wajah Gayus Tambunan, saat si koruptor kepergok menonton tenis dengan wig palsunya (padahal kalau menurut saya sih tidak mirip). Jika wajah Anda disamakan dengan wajah seorang koruptor, itu perihal yang serius sekali bukan? Hihi.

Ketiga, soal tampilan. Soleh Solihun karib dengan black leather jacket, t-shirt gelap, dan celana jeans yang kusam. Itu juga tampilan yang serius sekali. Anda akan lebih mengira dia seorang rocker yang garang. Nyatanya, Soleh adalah pribadi yang kocak. Jauh dari kesan stigma dunia rock yang terepresentasi dari caranya berpakaian. Penggemar Ramones dan Rolling Stones ini bahkan tidak merokok, apalagi menenggak alkohol, sekalipun cuma bir.

Melakukan humor dengan serius itu susah. Butuh penguasaan materi, butuh kecerdasan. Tapi Soleh Solihun seperti tidak kesulitan. Dalam setiap shownya di Stand Up Comedy, Soleh selalu membuat saya tertawa ngakak sambil sesekali mengumpat, "Anjrit!". Saya yakin, bukan hanya saya yang demikian.

Mau contoh? Ini  celetukan Soleh di Stand Up Comedy yang salah satunya saya ingat. Kurang lebih begini:
"Sebenarnya jaman sekarang, orang tua gak perlu takut anak laki-lakinya bakal maen narkoba, seks bebas,  kalo mereka lagi kumpul sama teman-temannya.  Yang perlu ditakutin orang tua tuh kalo anak-anak laki-lakinya ngumpul sama temen-temen mereka, terus bikin boyband.."

Tak puas cuma di twitter dan TV, lantas saya mencari lagi blog-nya Soleh Solihun. Gotcha! Isi blognya enak dibaca, tidak sok serius, dan jujur. Tentu saja, tetap humoris. Saya suka tulisan jujur. Tidak jaim, tidak berbuih-buih berteori untuk tampak "ilmiah". Blog awak majalah Rolling Stone Indonesia ini bahkan isinya cenderung soal curhat-curhat dengan teman-teman terdekatnya, wawancara-wawancara yang unik, serta racauan-racauan yang cenderung melantur.

Barangkali memang itulah kelebihan blog dibanding sosial media yang lain. Buat saya beberapa sosial media adalah tempat bersolek, banyak orang yang jaim. Blog punya sekian ruang untuk tidak menjadi seperti itu.

Soleh Solihun memang jurnalis ciamik. Membaca wawancara-wawancaranya di blog, sungguh menyenangkan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada narasumber seringkali unik, tiba-tiba, susah diduga sekaligus susah dijawab. Hehehe.. Beberapa tulisannya yang bergaya feature juga ia sisipkan di blog. Bahasanya santai, enak diikuti, tapi tetap memegang kaidah jurnalisme.

Jurnalis jebolan Yayasan Pantau ini konon dulu agak anti dengan pers mahasiswa di kampusnya. Makanya ia membuat media tandingan, yang muatannya cenderung ringan, dan tidak "ilmiah". Dan media tandingan yang digawanginya terbukti lebih konsisten terbit, meskipun pada akhirnya mati.

Ah, udah ah. Baca sendiri blognya di sini dan di sini. Kalau mau mengikuti kicauannya si Soleh di sini.

Yang jelas, Soleh masuk dalam 7  jurnalis idola Sahad Bayu. Bukan versi On the Spot tentunya.

2 komentar:

  1. Pinter, Kocak, Lucu, Cerdas... Lugas...
    Asik dech pokoknya....
    Salam dari SOleh Juga tpi SUgianto wakakakak

    BalasHapus
  2. bagaimana mungkin kalau kita mnyebar luaskan :D

    BalasHapus